wahanainformasi.com – Sukabumi – Kisah pilu Defhisa (38), warga Kampung Ciwaru, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Sukabumi, yang kehilangan bayi laki-lakinya saat persalinan menjadi sorotan publik. Selain disampaikan langsung melalui sambungan telepon kepada wartawan, kejadian ini juga ramai diperbincangkan di media sosial lewat akun Facebook miliknya, D’fHisa AB Husein.
Dalam unggahannya, Defhisa menceritakan kronologi peristiwa yang ia duga penuh dengan kelalaian medis. Ia mengungkapkan bahwa bayi keempatnya yang lahir pada Rabu (27/11/2024) harusnya dilahirkan melalui operasi sesar. Namun, pihak rumah sakit justru memaksanya menjalani persalinan normal meskipun kondisi bayinya melintang.
“Saya sudah bilang berulang kali, saya mau cesar. Saya tahu anak saya lintang, usianya baru delapan bulan, air ketuban juga sudah habis. Tapi kenapa malah dipaksa lahiran normal?” tulis D’fhisa dalam unggahan yang mendapat banyak respons dari warganet.
Menurut D’fhisa, dirinya telah diberi tahu dokter sebelumnya bahwa posisi bayi melintang membuatnya tidak mungkin melahirkan secara normal. Namun, pada hari persalinan, ia merasa keputusan untuk melakukan operasi sengaja diulur-ulur hingga akhirnya dilakukan dalam kondisi darurat.
“Saya dipaksa menunggu. Dokter bilang kalau mau operasi harus tunggu berat badan bayi naik, tapi tetap saja harus cesar. Kenapa waktu itu tidak langsung dilakukan operasi? Apakah bayi saya hanya dijadikan percobaan?” ungkap D’fhisa dengan nada kecewa.
Proses operasi pun diwarnai kejadian yang membuatnya tidak nyaman. “Saat akan dibius, saya minta dilakukan dalam posisi miring karena kondisi bayi. Tapi mereka memaksa saya duduk demi kenyamanan mereka,” ujarnya.
Tragisnya, bayi laki-lakinya akhirnya lahir dalam kondisi tidak bernyawa. “Saya sadar sekitar jam 7 pagi setelah operasi dan langsung tanya bayi saya. Tapi tidak ada yang jawab. Ketika akhirnya saya lihat, tubuh anak saya penuh luka memar, tulang rusuknya retak, dan tangannya bengkak,” kata D’fhisa.
Unggahan Defhisa di akun Facebook D’fHisa AB Husein kini telah dibanjiri puluhan komentar dan banyak yang turut berduka dan mendoakan agar kasus ini segera mendapat keadilan.
“Saya tidak akan tinggal diam. Saya akan melapor ke polisi atau media. Cukup anak saya yang jadi korban, jangan sampai ada korban lainnya,” tegas D’fhisa.
Kasus ini kini menjadi perhatian publik dan media sosial. Banyak pihak yang mendesak agar instansi terkait segera turun tangan dan mengusut tuntas kejadian ini. “Harus ada pertanggungjawaban, agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” tutupnya.
Biar berimbang ini tanggapan dari Pihak rumah sakit terkait tudingan dugaan kelalaian medis yang menyebabkan bayi laki-lakinya meninggal dunia. Melalui pernyataan dari dr. Rika, pihak rumah sakit menyampaikan bahwa mereka saat ini tengah berupaya menyelesaikan persoalan tersebut dengan pihak keluarga melalui jalur mediasi.
“Saat ini kami upayakan penyelesaian dengan keluarganya. Mudah-mudahan hari ini selesai,” ujar dr. Rika saat dikonfirmasi, jumat (29/11/2024). Lewat telepon Whatsap.
“Pihak rumah sakit belum bisa memberikan keterangan rinci terkait kronologi peristiwa tersebut. Dr. Rika menyebut bahwa hal ini masih menunggu hasil mediasi yang dilakukan bersama keluarga pasien.ungkapnya