Peringati Hari Ibu Tahun 2024, Wanita Tani Indonesia HKTI Diskusi Peran Perempuan Petani dalam Ketahanan Pangan dan Pembangunan Bangsa

Uncategorized2772 Dilihat

wahanainformasi.com – SERANG – Dalam rangka memperingati Hari Ibu, Wanita Tani Indonesia HKTI duduk bersama dalam acara diskusi tematik dengan tema “Perempuan Petani, Pilar Ketahanan Pangan dan Pembangunan Bangsa” di Kota Serang, Banten, Serang, 19 Desember 2024.

Dalam laporan Ketua Panitia Athea Sarastiani mengungkap bahwa acara ini dihadiri oleh lebih dari 167 peserta, yang terdiri pengurus pusat, daerah, Kelompok Wanita Tani (KWT), dan anggota PKK, yang bersama-sama menggali aspirasi dan berdiskusi untuk memperkuat peran perempuan dalam sektor pertanian.

Ketua Umum Wanita Tani Indonesia HKTI, Dra. Anita Aryani, menegaskan pentingnya peran perempuan petani sebagai ujung tombak ketahanan pangan.

“Peringatan Hari Ibu ini menjadi momen refleksi sekaligus aksi nyata untuk mendukung perempuan petani yang sering kali menghadapi tantangan berat. Sinergi antara pusat, daerah, dan komunitas lokal sangat penting untuk memastikan peran strategis perempuan terus diperkuat,” ujar Anita Aryani.

Pihaknya mendorong program-program yang dilakukan Wanita Tani disuluruh tingkatan, mulai dari kelompok wanita tani di desa hingga pusat sebagai bentuk dukungan terhadap kebijakan pemerintah dalam upaya mewujudkan ketahanan Pangan Nasional.

“Wanita tani pada periode tahun ini 2022-2027 menfokuskan program pada difersifikasi pangan, terkait dengan program pemerintah, kita akan saling support termasuk difersifikasi pangan yang tidak hanya beras, tapi segala macam bahan diantaranya, sorgum, sagu dan lain sebagainya,” paparnya.

Kemudian Wanita Tani akan mendukung untuk pemanfaatan lahan tidur, pekerangan rumah untuk membangun pangan mandiri setiap keluarga.

Senada dengan itu, Sekretaris Jenderal Wanita Tani Indonesia HKTI Farahdibha Tenrilemba, menyoroti pentingnya mendengar langsung aspirasi dari perempuan petani. “Kami percaya bahwa pemberdayaan dimulai dari mendengar. Aspirasi yang disampaikan oleh peserta hari ini akan menjadi rekomendasi penting untuk meningkatkan akses dan dukungan bagi perempuan petani di berbagai daerah,” ungkapnya.

Kemudian, Ketua DPD Wanita Tani Provinsi Banten, Dra. Encop Sopia, S.Ag, MA yang turut menjadi tuan rumah acara ini, menyampaikan apresiasinya atas kolaborasi antara DPP dan DPD.

“Acara ini adalah bukti nyata bahwa bersama, kita dapat memperkuat komunitas perempuan petani di Banten dan sekitarnya. Semoga kegiatan seperti ini terus berlanjut untuk mempererat kebersamaan dan menghasilkan solusi konkrit,” jelasnya.

Pemerintah Provinsi Banten, akan terus mendukung inisiatif Wanita Tani Indonesia HKTI. menurutnya, Perempuan petani memiliki kontribusi strategis dalam ketahanan pangan, terutama di Provinsi Banten. Dengan kegiatan seperti ini, maka dapat memperkuat sinergi antara pemerintah dan komunitas perempuan untuk memberdayakan lahan pertanian yang ada.

Salah satu momen penting dalam acara ini adalah penandatanganan MoU pemanfaatan lahan tidur antara Wanita Tani Indonesia HKTI dan beberapa mitra strategis. Langkah ini diharapkan dapat membuka peluang baru bagi perempuan petani untuk mengoptimalkan lahan-lahan yang tidak produktif menjadi sumber pangan berkelanjutan. MoU ini juga dinilai sebagai langkah inovatif untuk mendukung ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan perempuan petani.

Selain diskusi dan sesi aspirasi, acara ini juga menjadi momentum untuk mempererat hubungan antaranggota, khususnya dengan hadirnya tokoh-tokoh penting dan komunitas perempuan lokal seperti PKK dan KWT, Anggota DPR RI.

Dengan berbagai ide dan rekomendasi yang terkumpul, Wanita Tani Indonesia HKTI berharap dapat mendorong kebijakan yang lebih mendukung pemberdayaan perempuan petani di seluruh Indonesia.

Momentum Hari Ibu ini bukan hanya tentang perayaan, tetapi juga pengakuan atas peran strategis perempuan dalam sektor pertanian. Wanita Tani Indonesia HKTI akan terus menjadi wadah yang memperjuangkan akses, kesempatan, dan kolaborasi bagi perempuan petani agar kontribusi mereka terhadap ketahanan pangan semakin diakui dan dihargai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *