Saryono 33 Tahun Jadi Guru Honorer Tetap Mengabdi Walau Dengan Gaji 350 rb/Bulan

wahanainformasi.com //Sukabumi// Ihklas, Pasrah, Rendah Hati itu perasaan yang terpendam bersamaan dalama tubuh ini menciptakan suatu kekeuatan yang sangat luar biasa. Dengan tumbuhnya tekad ikhlas beramal, dan sudah tidak memikirkan timbal balik atau harap penghargaan jasa. Namun yang ada hanya suatu kepuasan Batin seperti yang dialami Saryono Guru Honorer warga Kampung Jaringao Desa Pangumbahan, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, yang mengajar dari tahun 1992 di Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Tegal panjang, Desa Sidamulya, Kecamatan Ciemas.

Jarak tempuh ke sekolah tempat mengajar beliau kurang lebih 8 kilometer dari rumahnya. Adapun akses jalan desa yang dilaluinya dari tahun 1992 jalan masih becek dan licin belum ada pengerasan. Beliau berangkat ke sekolah juga  masih mengunakan sepeda ontel kadang juga jalan kaki, karena belum punya kendaraan bermotor.

Awal mula mengajar di MI Saryono digaji Rp. 10 ribu dari spp iuran masyarakat. Dan bangunan sekolah saat itu masih beralaskan tanah. Dan saat ini Saryono mendapatkan gaji Rp. 350.000 per bulan dan keluar tiga bulan sekali.

Walau dengan kondisi perekonomian yang tidak memadai, dia dapat menyekolahkan Anak perempuannya hingga lulus S1. Dan anak sambung dua orang  cowok sudah kerja jadi sopir dan kerja di restoran dengan penghasilan hanya cukup untuk mereka .

Kisah dengan istri pertama cerai tahun 2012. Dan kembali menikah tahun 2021. Fan Alhamdulillah sekarang setiap hari kerja menggunakan sepeda motor jenis Supra-X 125 seken yang di beli dari hasil menabung dari gaji 350 perbulan ke sekolah menghabiskan 1 liter lebih bensin.

Dan saat ini mengajar di kelas 5 pelajaran SKI. Satu pelajaran yang  berhubungan dengan sejarah islam.  Karena Saryono dulu ngambil pendidikan islam jadi S.Pd.i.

Saryono menuturkan : “Saya sudah pernah mengajukan untuk menjadi PNS, tapi tidak ada kejelasan. Berkas-berkas dan persyaratan sudahlengkap. Dan sudah pernah mengikuti tes, namun tidak ada kabar kelanjutnya.”

Dan dari situlah semangar saya semakin bulat untuk tidak memikirkan nasib saya diangkat menjadi PNS. Tapi yang saya pikirkan adalah untuk memompa semangat anak didik saya agar tetap sekolah dan tidak putus sekolah karena sebab apapun. Dengan selalu diawali Bismillah dan niat yang ikhlas, Insya Allah akan lancar semuanya.”tutupnya.

Reporter : Aryo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *