Sekolah Ramah Anak Hanya Slogan Bukannya Belajar, Siswa SDN Ciletuh  Rela Antri Di Bank Untuk Cairkan PIP

News, Opini, Pendidikan4827 Dilihat

wahanainformasi.com – Sukabumi, Fenomena antrian pencairan bantuan Program Indonesia Pintar ( PIP ), nampak terpantau di Bank BRI Unit Simpenan, tentu saja hal ini sangat di sayangkan mengingat hal tersebut dilakukan pada hari dan jam efektif belajar.(6/3/2025)

Sekolah ramah anak yang selama ini di gemborkan oleh pemerintah, tampaknya hanya berupa slogan saja, karwna pada kenyataannya hal tersebut tidak dilaksankan.Terlihat banyak sekali  siswa didampingi  orangtuanya antri  menunggu giliran untuk mencairkan bantuan tersebut.

Pihak media mencoba menanyakan hal tersebut kepada beberapa orangtua dan siswa yang sedang antri, salah satu orang tua( red*) mengaku hanya mendampingi anak mereka untuk mencairkan bantuan tersebut.

“Kami kurang tahu, tapi kami hanya dampingi anak untuk ambil uang disini oleh pihak sekolah”. Ucapnya

Ditempat yang sama salah seorang siswa yang mengaku sekolah di SDN Ciletuh mengatakan, ” hari ini gak sekolah pak, kan di suruh ke Bank untuk ambil uang”. Ujarnya

Pihak mediapun mencoba untuk menyampaikan dan  mengkonfirmasi  hal tersebut kepada Pengawas Sekolah Kecamatan Simpenan melalui pesan singkat WhatsApp, pada hari Kamis,6 Maret 2025. Namun sampai berita ini di publikasikan tidak ada respon atau tanggapan .

Menanggapi hal tersebut DPC Laskar Macan Asia (LMA) Kabupaten Sukabumi melalui Juru bicaranya Suherman menyampaikan bahwa untuk hal ini serasa miris sekali dan kejadian ini terus berulang.

“Miris sekali melihat anak – anak harus antri berdesakan atau duduk diteras menunggu, padahal mereka harusnya belajar menimba ilmu di Sekolah dengan baik. Tapi karena ulah segelintir oknum akhirnya mereka dipaksa seperti itu”. Ucapnya

Suherman juga menambahkan bahwa dalam wakti dekat akan mengirimkan surat audiensi kepada komisi 4 DPRD Kabupaten Sukabumi agar bisa duduk bareng dengan mitranya slaah satunya Dinas Pendidikan.

“Kita dari LMA akan ambil sikap perihal ini, karena mengganggu waktu belajar anak. Pemerintah harus mencari solusinya seperti apa seharusnya mekanismenya dalam pencairan bantuan tersebut”. Ungkapnya

Suherman juga menyampaikan pentingnya evaluasi penerima PIP, karena dari hasil pantauan banyak sekali oknum Operator Dapodik yang memasukan penghasilan orangtua tidak sesuai kenyataannya, atau lebih rendah agar banyak siswa yang dapat bantuan PIP.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *