SMAN 1 Simpenan Habiskan Ratusan Juta Untuk Pengembangan Perpustakaan, Kini Ribuan Buku Tidak Terpakai Lagi.
wahanainformasi.com – Sukabumi, Setiap tahun SMAN 1 Simpenan terima anggaran miliaran rupiah yang bersumber dari Bantuan Operasional Satuan Pendidikan ( BOSP). Seperti dalam kurun waktu 3 tahun terakhir (2023-2025) tercatat menerima Rp. 3.072.850.000 ( Tiga Miliar Tujuh Puluh Dua Juta Delapan Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah).
Saat berkunjung ke SMAN 1 Simpenan, Selasa 21 Oktober 2025. Ada yang menarik dimana pihak media disambut oleh salah satu staff pengajar sekolah Tuti Sapmawati, pihak media pun mengkonfirmasi terkait dengan realisasi BOSP tahun anggaran 2025 tahap 1, namun ada pernyataan yang menarik bahwa pihak sekolah tidak akan memberikan informasi terkait dengan BOSP tanpa adanya ijin dari Kantor Cabang Dinas (KCD).
“Maaf kami tidak bisa memberikan informasi hal tersebut karena harus ada ijin dari KCD”. tutur Tuti
Tentunya statement tersebut sangat disayangkan mengingat prinsip dalam pengelolaan BOSP yaitu, fleksibel, epektif, efisien ,akuntabel dan transparan. Hal ini menjadi pertanyaan ada apa dengan pengelolaan BOSP di SMAN 1 Simpenan.
Kembali pihak media menyoroti terkait dengan realisasi penggunaan anggaran BOSP pada komponen pengembangan perpustakaan, yang mencapai ratusan juta rupiah, tepatnya Rp. 204.105.000 ditahun anggaran 2023 , Rp.224.720.000 ditahun 2024 dan Rp 223.193.000 ditahun berjalan 2025. Jadi Rp. 652.018.000 digunakan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir.
Tuti Sapmawati dengan didampingi 2 orang guru lainnya menjelaskan, bahwa hal tersebut karena setiap tahun anggaran yang digunakan untuk pembelian buku sangat besar karena selalu ada perubahan kurikulum pembelajaran.
Pihak media pun mengunjungi perpustakaan tempat menyimpan buku pembelajaran yang sudah tidak dipergunakan yang berada di ruang perpustakaan dan sekaligus digunakan untuk ruang belajar siswa. Alangkah miris melihat ribuan buku yang tidak terpakai bahkan ada yang tersimpan didalam kardus, tentu saja hal ini sudah tidak sejalan dengan prinsip efisiensi anggaran yang yang tertuang didalam regulasi pengelolaan BOSP.
Hal ini tentunya harus menjadi perhatian, dimana anggaran ratusan juta yang dihabiskan untuk pembelian buku justru tidak bisa dimanfaatkan dengan baik bahkan kondisinya pun tidak terawat dan terurus.










