Wahanainformasi.Com – Sukabumi – Masyarakat yang tergabung Gerakan Neglasari Bersih (GNB) kembali melakukan aksi demontrasi di depan kantor Desa Neglasari. Kecamatan Lengkong. Kabupaten Sukabumi.
Masa terus menuntut Kepala Desa (Kades) Neglasari untuk mundur dari jabatannya karena diduga menyelewengkan anggaran desa. Aksi masa menuntut kades mundur sempat memanas membakar ban dan menyegel kantor desa.
Penyegelan pintu masuk kantor Desa sendiri dikarenakan ketidakpuasan para demonstran terhadap kinerja kades, penyegelan pintu sendiri menggunakan beberapa bilah papan kayu lalu di paku.
Menurut jubir aksi GNB, Suparman mengatakan, terkait penyegelan itu buntut dari ketidakpuasan masyarakat terhadap ketidakhadiran kepala desa, jadi mengundang kekecewaan akhirnya kantor desa di segel.
Terkait tuntutan warga agar kepala desa harus mengundurkan diri dari jabatan kades, atau diberhentikan secara tidak hormat oleh Bupati. Sementara yang kedua proses hukum sesuai dengan dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh kades saudara Rahmat Hidayat hari ini terkait yang diduga penyelewengan anggaran.” Katanya. Kamis (30/01/2025).
Adapun anggaran yang diselewengkan seperti anggaran BLT DD, revitalisasi posyandu, honor guru ngaji, guru Paud yang selama 12 bulan belum disalurkan.
“Lebih lanjut Dia juga mengatakan adanya dugaan penggelapan dana pajak bumi dan bangunan (PBB).
Sambung Suparman, kades tersebut agar segera diproses secara hukum dengan tindak pidana penggelapan ataupun tindak pidana korupsi.” Tandasnya.
Sementara dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabid Pemerintahan Desa Hodan Pirmansyah Kabid Pemerintahan Desa mengatakan, kaitan dengan penyegelan kantor, saya apresiasi saya hargai keinginan masyarakat.
Sementara untuk poin tuntutan dari masyarakat sedang ditindaklanjuti, sedang diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan masyarakat bisa bersabar untuk menunggu hasilnya.” Tutur Hodan.
Pantauan dilapangan masa pengunjukrasa di depan kantor Desa Neglasari membubarkan diri sekitar pukul 15:00 WIB. Aksi penyegelan kantor sendiri akhirnya dibuka kembali setelah adanya kesepakatan antara masa pengunjukrasa dengan pihak berwenang.